Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Alaska Dibeli Amerika Serikat dari Rusia, Begini Sejarahnya

Baca di App
Lihat Foto
BBC INDONESIA
Peta yang menunjukkan Alaska di sebelah kanan, Selat Bering di tengah, dan Rusia di sebelah kiri.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Alaska yang berada di barat laut Amerika Utara dahulunya adalah milik Rusia. Sementara seperti diketahui, saat ini Alaska merupakan wilayah Amerika Serikat.

Sejak abad ke-18, Alaska merupakan wilayah kekuasaan Kekaisaran Rusia. Namun pada pertengahan abad ke-19, Amerika Serikat membeli Alaska dari Rusia.

Kini, Alaska menjadi salah satu negara bagian Amerika Serikat. Alaska pun merupakan wilayah Amerika Serikat yang terletak paling dekat dengan Rusia. Kedua wilayah itu hanya dipisahkan oleh Selat Bering.

Lantas, bagaimana cerita Alaska dijual Rusia ke Amerika Serikat?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Militer Swiss Pernah Tak Sengaja Menginvasi Negara Tetangga, Begini Ceritanya

Awal mula Alaska jadi milik Rusia

Cerita berawal ketika Tsar Peter the Great mengutus navigator Denmark bernama Vitus Bering untuk menjelajahi wilayah pesisir daratan itu pada 1725.

Dikutip dari Al Jazeera, Jumat (15/8/2025), saat itu Rusia sudah memiliki minat yang tinggi terhadap wilayah tersebut yang kaya akan sumber daya alam dan jarang penduduknya.

Kemudian,pada tahun 1799, Kaisar Paul I memberikan "Perusahaan Rusia-Amerika" (perusahaan Rusia di benua Amerika) monopoli atas pemerintahan di Alaska.

Mereka kemudian mendirikan pemukiman seperti Sitka yang menjadi ibu kota kolonial di sana. Namun, ambisi Rusia di Alaska dengan cepat menghadapi berbagai tantangan.

Salah satunya adalah jarak yang sangat jauh dari ibu kota saat itu, St. Petersburg. Kemudian Rusia dihadapkan iklim yang keras, kekurangan pasokan, dan persaingan semakin ketat dari para penjelajah Amerika.

Sementara Amerika Serikat juga segera berhadapan dengan para pedagang Rusia seiring ekspansinya ke arah barat pada awal tahun 1800-an.

Rusia diketahui juga kekurangan sumber daya untuk mendukung permukiman besar dan kehadiran militer di sepanjang pesisir Pasifik.

Baca juga: Kisah Petani Belgia, Tak Sengaja Geser Perbatasan Negaranya dengan Perancis

Rusia terlibat perang dengan Utsmaniyah, Inggris, dan Perancis

Dari arah mata angin berbeda, Rusia terlibat perang besar pada 1853-1856, ketika mereka menginvasi wilayah Donau Turki di Moldavia dan Wallachia (kini merupakan wilayah Rumania).

Khawatir akan ekspansi Rusia ke jalur perdagangan mereka, Inggris dan Perancis bersekutu dengan Kesultanan Utsmaniyah yang sedang terpuruk.

Panggung pertempuran utama perang ini adalah Semenanjung Krimea, sehingga dinamakan sebagai Perang Krimea.

Di sana, pasukan Inggris dan Perancis menargetkan posisi Rusia di Laut Hitam yang sebelumnya dikuasai oleh Kesultanan Utsmaniyah.

Sebagai informasi, Laut Hitam ini terhubung ke Mediterania melalui Selat Bosporus dan Dardanelles.

Setelah tiga tahun, Rusia mengalami kekalahan dalam perang itu, hingga memaksanya untuk mengevaluasi kembali prioritas kolonialnya.

Menurut perhitungan, Rusia menghabiskan dana setara dengan 160 juta poundsterling untuk perang tersebut.

Sementara akibat perburuan yang berlebihan, Alaska hanya menghasilkan sedikit keuntungan pada pertengahan tahun 1800-an.

Kedekatannya dengan Kanada yang dikuasai Inggris juga menjadikannya beban dalam konflik Inggris-Rusia di masa mendatang.

Baca juga: Sejarah Pilates, Tercipta di Dalam Penjara dan Terinspirasi dari Kucing?

Rusia tawarkan Alaska ke Amerika Serikat

Pada awal tahun 1860-an, Tsar Alexander II menyimpulkan bahwa menjual Alaska akan mengumpulkan dana yang sangat dibutuhkan Rusia.

Hal tersebut juga sekaligus mencegah Inggris merebutnya dalam perang dengan Rusia di masa mendatang.

Dilansir dari Britannica, Tsar Alexander II menginstruksikan Menteri Rusia untuk Amerika Serikat, Baron Eduard de Stoeckle membuka negosiasi.

Stoeckle kemudian mendekati sekretaris negara di bawah Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln bernama William Henry Seward.

Sementara pada saat itu, Amerika Serikat menghadapi Perang Saudara yang pecah pada 1861. Sehingga diskusi mengenai pembelian Alaska tertunda.

Baca juga: Sejarah High Heels, Dulu Dipakai Laki-laki, Kini Jadi Simbol Kecantikan Wanita

Amerika Serikat membeli Alaska

Setelah Perang Saudara berakhir pada 1865, Amerika Serikat mengambil tawaran lama Rusia untuk membeli Alaska.

Stoeckle dan Seward menyelesaikan rancangan perjanjian atas kepemilikan Alaska pada 29 Maret 1867.

Pada tanggal 30 Maret 1867, Amerika Serikat pun setuju untuk membeli Alaska dari Rusia sebesar 7,2 juta dollar AS dengan harga sekitar 2 sen per hektare (4 meter).

Amerika Serikat memperoleh hampir 1,5 juta kilometer persegi (600.000 mil persegi) lahan dan memastikan akses ke tepi utara Samudra Pasifik.

Baca juga: Sejarah Matcha, dari Minuman Para Samurai jadi Menu Wajib di Kafe-kafe

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi