Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Soimah "Ospek" Pacar Anaknya, Kenapa Ibu Mertua Keras di Depan Menantu Perempuan?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/BEAR FOTOS
Ilustrasi mertua dan menantu tak akur.
|
Editor: Intan Maharani

KOMPAS.com - Penyanyi sekaligus seniman Soimah Pancawati tengah menjadi sorotan usai menceritakan pengalaman memberikan "ospek" kepada pacar sang anak laki-lakinya.

Pengakuan tersebut muncul saat Raditya Dika menanyakan apakah anak Soimah sudah pernah memperkenalkan pacarnya kepada sang ibunda yang dikenal sebagai artis.

"Justru awal-awal aku ospek. Pokoknya dengan mulutnya ini pokoknya aku ospek. Sempat awal-awal itu dia nangis," kata Soimah dalam video di saluran YouTube Raditya Dika yang diunggah pada Rabu, (13/8/2025). 

"Pokoknya aku maki-maki. Pokoknya dengan caraku lah," lanjutnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kronologi Mertua Bunuh Menantu yang Sedang Hamil 7 Bulan di Pasuruan

Soimah mengaku kerap melontarkan kata-kata ketus kepada pacar anaknya, sampai membuatnya menangis dan meminta putus. 

Ia menjelaskan, sikap itu sengaja ditunjukkan untuk memperlihatkan sisi terburuk dirinya sekaligus menguji apakah calon menantu bisa menerima apa adanya.

Menurutnya, jika dari awal sudah mundur maka tidak akan tahan dengannya di masa depan.

Sepotong percakapan Soimah dan Radit itu pun diunggah ulang oleh pengguna X @use****lf dan sudah ditonton sebanyak 18 juta kali. 

Beragam respons pun berdatangan, sebagian besar mengkritik Soimah karena bersikap demikian dengan anak perempuan keluarga lain. 

"Kalo anak perempuan gue dimaki maki perkara lu mau ngelindungi anak laki manja lu itu, anak laki lu gue ospek suruh bersihin selokan mataram," ujar akun @yea****ea. 

"Perempuan yang nyoba masuk ke keluarga laki-laki sering dituntut buat adaptasi, ngebuktiin diri. Perempuan/Ibu yang kayak di video ini ngerasa peran sentral di hidupnya terancam, makanya ngerasa tersaingi sama kehadiran pasangan anaknya. Salah apa guys? Yak, patriarki," komentar @dew****sdf.

Banyak komentar warganet menyebut, pengalaman menghadapi calon mertua yang keras bukan hal baru. Bahkan setelah resmi menikah, tak sedikit menantu perempuan masih merasakan tekanan serupa.

Lantas, mengapa mertua bersikap demikian kepada menantu perempuan dan bagaimana cara menyikapinya?

Kenapa mertua bersikap keras terhadap menantu perempuan?

Dosen Psikologi UNISA Yogyakarta, Ratna Yunita Setiani Subardjo menjelaskan, ada beberapa alasan yang melatarbelakang sikap keras seorang ibu mertua kepada menantu perempuan.

Berikut lima alasan mengapa ibu mertua menunjukkan sikap keras terhadap menantu perempuan:

1. Perbedaan nilai dan tradisi

Sebagai individu, mertua dan menantu perempuan bisa jadi memegang nilai serta tradisi yang berbeda.

Perbedaan itu dapat memicu konflik antara keduanya. 

"Mertua dan menantu perempuan mungkin memiliki nilai dan tradisi yang berbeda, sehingga dapat menimbulkan konflik," jelas Ratna, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/8/2025).

Baca juga: Bisnis dan Kekayaan Adiguna Sutowo, Mertua Dian Sastrowardoyo

2. Kurangnya komunikasi 

Alasan sikap keras mertua terhadap menantu perempuan juga dapat dipicu kurangnya komunikasi terbuka. 

Jika kedua belah pihak kurang komunikatif, maka kesalahpahaman semakin rawan terjadi.

Kemudian jika salah paham dibiarkan dan hanya diolah pemikiran sendiri, keadaan pun semakin parah. 

"Kurangnya komunikasi yang efektif antara mertua dan menantu perempuan dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik, walhasil overthinking memperparahnya," jelasnya. 

3. Peran gender tradisional

Adanya peran gender tradisional juga dapat memicu konflik antara mertua dan menantu perempuan. 

Sebagai contoh jika menantu perempuan memilih sebagai wanita karier, sedangkan keluarga menjunjung nilai agar perempuan memiliki peran domestik lebih besar. 

"Harapan tradisional tentang peran gender dapat menyebabkan konflik jika menantu perempuan memiliki pandangan atau karier yang berbeda," jelas Ratna.

Meskipun zaman sudah berubah, dalam kenyataannya masih ada yang belum menerima jika perempuan bisa memiliki karier sendiri.

"Masih banyak yang engga bisa menerima perempuan maju berkarier karena dianggap melampaui batas kodrat," tambahnya. 

Baca juga: Pengusaha Sekaligus Mertua Dian Sastro, Adiguna Sutowo Meninggal Dunia

4. Ketergantungan emosional

Berikutnya, Ratna memaparkan bahwa mungkin mertua memiliki ketergantungan emosional dengan anaknya. 

Agar tidak kehilangan perhatian dari anaknya, mertua bisa menunjukkan sikap keras kepada menantu perempuan. 

"Mertua mungkin merasa cemburu atau takut kehilangan perhatian dari anaknya, sehingga dapat menyebabkan mereka bersikap keras pada menantu perempuan," ujarnya. 

5. Persepsi yang keliru

Terakhir, mertua juga bisa mempunyai pandangan keliru tentang menantu perempuan. 

Masih ada yang menganggap bahwa seorang perempuan merebut anak laki-laki suatu keluarga dengan menikah dengannya. 

Selain itu, perihal nafkah juga memicu konflik. Semula anak laki-laki yang menafkahi keluarga termasuk ibunya harus membagi penghasilan dengan menghidupi istrinya. 

"Mertua mungkin memiliki persepsi yang keliru tentang menantu perempuan, seperti menganggap mereka merebut anaknya atau menikah untuk dinafkahi," papar dia. 

Baca juga: Penjelasan Kemenkeu soal Petugas Pajak dan Debt Collector yang Datangi Soimah

Cara untuk menyikapi mertua yang keras

Kemudian, Ratna juga memaparkan beberapa cara untuk menyikapi situasi tidak bersahabat antara mertua dan menantu perempuan. 

1. Membangun komunikasi terbuka dan sehat

Ratna mengimbau untuk membangun komunikasi terbuka alih-alih memendamnya jika ada masalah. 

"Bukan berdasar ilmu kebatinan saja. Yang apa-apa dipendam sendiri," ujar dia. 

Dengan membicarakan masalah atau hal-hal yang mengusik hati, maka mertua dan menantu dapat saling memahami.

Hal ini tentunya membutuhkan sikap terbuka agar komunikasi berjalan lancar. 

"Komunikasi yang efektif dapat membantu mengurangi konflik dan meningkatkan pemahaman antara mertua dan menantu perempuan," sambungnya. 

2. Menetapkan batasan

Meskipun mertua dan menantu adalah keluarga, menerapkan batasan diperlukan untuk menjaga hubungan.

Misalnya, mertua tidak mencampuri hal-hal yang sifatnya privasi dalam rumah tangga anak. 

Sebaliknya, menantu juga tidak melanggar batasan adab kepada mertua. 

"Menetapkan batasan yang jelas dapat membantu mencegah konflik dan membangun hubungan yang sehat," ungkapnya. 

Baca juga: Soimah Mengaku Didatangi Petugas Pajak Bersama Debt Collector, Ini Tanggapan DJP

3. Menghormati perbedaan

Menyadari bahwa adanya nilai dan tradisi yang berbeda juga dapat membantu kedua belah pihak saling memahami satu sama lain. 

Jika sudah dikomunikasikan hingga saling memahami hal ini, mertua dan menantu dapat terhindar dari konflik.

"Menghormati perbedaan nilai dan tradisi dapat membantu meningkatkan pemahaman dan mengurangi konflik," ujar dia. 

4. Mencari dukungan

Sebagai menantu perempuan yang masuk ke keluarga baru, dukungan dari pasangan diperlukan. 

Pasangan dapat membantu dia memahami keluarga dan bahkan bisa menguatkannya saat menghadapi situasi sulit.

"Mencari dukungan dari pasangan atau orang lain dapat membantu menantu perempuan menghadapi situasi yang sulit," kata Ratna.

5. Menjadi pendengar yang baik

Terakhir, menjadi pendengar yang baik dapat membantu memelihara hubungan antara mertua dan menantu. 

Selain itu, dengan mendengarkan maka kita dapat memahami alasan seseorang memilih berperilaku demikian.

"Menjadi pendengar yang baik dapat membantu meningkatkan pemahaman dan membangun hubungan yang lebih baik dengan mertua," tutup Ratna. 

Demikianlah alasan serta cara menyikapi ibu mertua yang cenderung keras pada menantu perempuannya. 

Baca juga: Dipecat, Suami Ibu Hamil yang Terima Obat Kedaluwarsa Hanya Andalkan Pemberian Mertua

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi