KOMPAS.com - Seorang pria di Kota Taipei, Taiwan menikah empat kali dan bercerai tiga kali dengan pasangan yang sama dalam 37 hari.
Rentang hari antara pernikahan dan perceraiannya pun relatif sama.
Usai pernikahannya selama 10-12 hari, kemudian bercerai lalu menikah lagi hanya sehari kemudian.
Karyawan bank yang tak disebutkan identitasnya itu menikahi pasangannya pertama kali pada 6 April 2020.
Selama 10 hari kemudian atau pada 16 April 2020, mereka pun bercerai. Setelah itu, mereka menikah kembali keesokan harinya pada 17 April 2020.
Pasangan itu bercerai lagi pada 28 April 2020 dan kembali menikah pada 29 April 2020. Perceraian keduanya kembali terulang pada 11 Mei 2020.
Kemudian, pasangan tersebut mengulangi pernikahannya keesokan harinya atau tepatnya pada 12 Mei 2020.
Baca juga: Ramai soal Mahasiswa di Kampus Terkenal Taiwan Diminta Sumbang Darah 200 Kali jika Ingin Lulus
Alasan pria di taiwan menikah dan cerai berulang kali
Diketahui, alasan pria itu berkali-kali bercerai dan menikah lagi adalah untuk memanfaatkan skema kebijakan cuti di Taiwan.
Berdasarkan kebijakan pemerintah, bank yang mempekerjakan pria itu memberikan delapan hari cuti pernikahan.
Dikutip dari The New York Times (22/4/2021), perusahaan secara hukum diharuskan memberikan karyawannya delapan hari cuti menikah berbayar.
Namun, pria tersebut mengajukan permohonan cuti berbayar lebih dari delapan hari. Perusahaan pun menolak permohonan itu.
Hal itu justru mendorong pria tersebut untuk mengajukan keluhan ke Departemen Tenaga Kerja atas pelanggaran hak cuti.
Pihak bank akhirnya didenda 700 dollar AS pada Oktober 2020. Namun, mereka mengajukan banding atas denda tersebut pada Februari 2021 dengan klaim bahwa karyawan tersebut telah menyalahgunakan haknya.
Setelah perdebatan publik yang panjang, Dinas Tenaga Kerja Kota Taipei mengumumkan bahwa denda bank tersebut dicabut.
Baca juga: Pria Taiwan Meninggal Keracunan Timbal dari Tumbler Berkarat yang Digunakannya 10 Tahun
Menimbulkan reaksi pejabat Kota Taipei
Rangkaian pernikahan dan perceraian yang cepat dari pasangan tersebut telah membuat Wakil Wali Kota Taipei saat itu, Huang Shan-shan terkejut.
“Hukum ada untuk rakyat, bukan untuk dieksploitasi, mencari keuntungan, atau merugikan,” ujar dia.
“Tentu saja penting untuk menegakkan hukum, tetapi tidak tahu kapan harus fleksibel adalah bencana yang sesungguhnya!” lanjutnya.
Kasus ini juga telah menimbulkan kekacauan di kalangan otoritas tenaga kerja di Taipei dan menimbulkan pertanyaan tentang seberapa mudahnya memanfaatkan kebijakan cuti pernikahan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Taipei, Chen Hsin-Yu menyerukan agar pegawai negeri tidak kehilangan akal sehat.
Baca juga: Tertipu Membership Gym 300 Tahun, Pria di China Rugi Rp 1,9 Miliar
“Meskipun rekan-rekan saya telah mempelajari undang-undang tenaga kerja dengan serius, mereka belum mencapai kesimpulan apakah karyawan bank tersebut menyalahgunakan haknya,” ucap dia.
“Sebaliknya, mereka terjebak dalam lubang hitam ‘apakah pernikahan itu nyata,” tambahnya.
Cuti pernikahan di Taiwan tidak membatasi kuota bagi mereka yang mengambilnya. Aturan di sana juga tidak membatasi seberapa sering karyawan dapat mengambil cuti tersebut.
Hak cuti ini bisa diperbarui untuk setiap pernikahan, bahkan bagi mereka yang menikah berulang kali.
“Pekerja berhak atas cuti jika ia menikah lagi,” kata pejabat standar ketenagakerjaan utama di Pemerintah Kota Taipei, Chen Kun-Hung.
Baca juga: Niat Tipu Asuransi, Pria Taiwan Rendam Kaki di Dry Ice Selama 10 jam Berujung Diamputasi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.