Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jarang Muncul, Ikan Kiamat Oarfish Terdampar Beruntun di Tasmania dan Selandia Baru

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/@scripps_ocea
Penampakan oarfish di California, AS.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Penemuan tiga ikan oarfish raksasa yang terdampar di pesisir Tasmania dan Selandia Baru beberapa waktu lalu, kembali menghidupkan legenda tentang makhluk laut misterius tersebut.

Oarfish dikenal dengan tubuhnya yang memanjang, berkilau perak, dan mampu mencapai panjang lebih dari tujuh meter.

Dalam berbagai budaya, kemunculan langkanya sering dikaitkan dengan pertanda bencana alam, sehingga dijuluki sebagai "ikan kiamat".

Baca juga: Fenomena Air Laut “Terpisah” di Jembatan Suramadu, Benarkah Membuat Ikan di Madura Lebih Enak?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, para ilmuwan mengingatkan bahwa anggapan tersebut lebih banyak berakar pada mitos ketimbang fakta.

“Ikan ini memang memicu rasa takjub dan sekaligus ketakutan, tetapi sama sekali bukan peramal bencana,” jelas Andrew Stewart, kurator di Museum Te Papa Tongarewa, Selandia Baru, dikutip dari Sustainability Times, Minggu (17/8/2025).

Menurutnya, oarfish justru memberikan jendela ilmiah untuk memahami ekosistem laut dalam yang hingga kini masih penuh misteri.

Baca juga: Fenomena Langka, Ikan Salmon Chinook Bermigrasi ke Sungai McCloud Setelah Hampir 1 Abad

Lonjakan penemuan yang jarang terjadi

Dikutip dari The Guardian, Jumat (6/6/2025), ada dua spesimen tanpa kepala ditemukan di kawasan Dunedin dan Christchurch, Pulau Selatan Selandia Baru pada Kamis (5/6/2025).

Penemuan itu menyusul laporan serupa dari pantai barat Tasmania, Australia pada Senin (2/6/2025) lalu.

Rangkaian kejadian langka ini sontak memicu kembali mitos bahwa oarfish kerap muncul menjelang bencana besar.

Namun, para ilmuwan menegaskan tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan kemunculan oarfish dengan gempa, tsunami, atau peristiwa alam lainnya.

Mereka menekankan bahwa kemunculan ikan laut dalam ini lebih berkaitan dengan faktor lingkungan dan arus laut dibanding hal-hal mistis.

Kejadian beruntun ini langsung menarik perhatian para peneliti, mengingat betapa jarangnya makhluk ini muncul ke permukaan.

“Penampakan oarfish di Selandia Baru hanya sekitar dua puluh kali dalam catatan sejarah,” ujar Stewart.

Salah satu spesimen yang ditemukan bahkan memiliki panjang mencapai 7,6 meter.

Bagi para ilmuwan, ukuran sebesar itu tidak hanya luar biasa, tetapi juga membuka peluang untuk mengumpulkan data berharga mengenai anatomi, pola hidup, hingga kemungkinan hubungan oarfish dengan dinamika laut dalam.

Baca juga: Air Danau Toba Keruh dan Terlihat Ribuan Ikan Mati, Apa yang Terjadi? Ini Kata BRIN

Tak berkaitan dengan aktivitas gempa bumi

Stewart meyakini bahwa sosok ikan laut dalam inilah yang kemungkinan menjadi sumber legenda tentang ular laut yang beredar dalam cerita rakyat.

Meski begitu, Stewart menegaskan reputasi oarfish sebagai pertanda bencana besar tidak memiliki dasar kuat.

Ia merujuk pada sebuah penelitian peer-review tahun 2019 yang tidak menemukan kaitan antara kemunculan ikan ini dengan aktivitas gempa bumi.

Senada dengan itu, Associate Professor Nick Ling, pakar ekologi ikan dari Universitas Waikato menuturkan, bahwa keberadaan oarfish memang sulit dijumpai. 

Baca juga: Penemuan Kota Kuno Imet di Mesir, Ada Panci Berisi Sisa Sup Ikan dari 2.300 Tahun Lalu

“Mereka hidup di laut lepas pada kedalaman yang signifikan sehingga hampir mustahil dipelajari manusia,” katanya.

Oarfish dikenal sebagai ikan bertulang terpanjang di dunia, dengan tubuh menjuntai vertikal di dalam air.

Gerakannya khas, mengibaskan sirip dubur dan punggung untuk menjaga posisi tubuh.

“Ikan-ikan itu sungguh cantik,” ujar Ling.

“Gaya hidup mereka luar biasa, hanya bergelantungan di sana, tegak lurus di tengah air, mungkin menunggu makanan datang,” tambahnya. 

Baca juga: Ahli Gizi Sebut Rugi Makan Ikan yang Digoreng, Apa Sebabnya?

Bagian vital ikan oarfish rusak

Sayangnya, upaya memanfaatkan penemuan ini tidak berjalan mulus.

Menurut laporan Sustainability Times, beberapa bagian vital dari spesimen yang terdampar telah rusak akibat dimakan burung camar, membuat penelitian lebih lanjut menjadi terbatas.

Situasi ini menegaskan betapa sulitnya mempelajari makhluk langka yang hidup di kedalaman ekstrem, jauh dari jangkauan manusia.

Meski demikian, setiap kemunculan oarfish selalu menimbulkan kehebohan.

Kelangkaannya memperkuat aura mistis yang sudah melekat, sementara para peneliti berusaha menyingkap rahasia biologis di balik makhluk yang jarang terlihat ini.

“Setiap kali satu spesimen muncul, itu adalah kesempatan emas bagi sains untuk menyingkap sedikit tirai dari dunia laut dalam yang misterius,” tambah Stewart.

Baca juga: Makanan yang Bantu Menurunkan Tekanan Darah, Ada Pisang hingga Ikan Berlemak

Selalu memikat ilmuwan

Oarfish, si penghuni laut dalam yang kerap disebut “ikan kiamat”, terus memikat perhatian ilmuwan maupun masyarakat luas.

Misteri yang menyelimuti kehidupan mereka membuat para peneliti bersemangat mengungkap lebih jauh, mulai dari aspek biologi, perilaku, hingga perannya dalam rantai ekosistem laut dalam.

Setiap kali seekor oarfish terdampar di pantai, momen itu dianggap sebagai peluang penelitian yang langka.

Sayangnya, spesimen sering kali tidak bertahan lama karena ulah predator alami seperti burung laut yang memangsa bagian vitalnya.

Bagi para ahli biologi kelautan, kesempatan untuk meneliti oarfish dari dekat sangat berharga.

Dari tubuh memanjang yang berkilauan hingga kebiasaan uniknya melayang vertikal di air, makhluk ini menyimpan petunjuk tentang bagaimana kehidupan berlangsung di kedalaman yang tidak tersentuh manusia.

Baca juga: Tulang Ikan Tersangkut di Tenggorokan Wanita Ini, Tembus hingga Keluar Leher

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi