Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Berhasil Ubah Lalat Jadi Mikrorobot, Bisa Membuat Koreografi

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY/BEVERLYBUCKLEY
Ilustrasi lalat di tanaman. Ilmuwan berhasil mengendalikan lalat dengan menjadikannya mikrorobot.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Ilmuwan berhasil mengubah lalat buah (Drosophila melanogaster) menjadi mikrorobot yang bisa dikendalikan.

Temuan ini dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences yang menyoroti eksperimen unik dari Rowland Institute, Harvard.

Alih-alih membangun mikrorobot baru, para peneliti memilih memanfaatkan lalat buah yang sudah memiliki “perangkat lengkap” dalam tubuh mungilnya, seperti otot, metabolisme, sensor alami, dan sistem navigasi.

Melalui proyeksi visual berupa pola kincir angin biru-hitam, lalat diarahkan berbelok ke kiri atau kanan dengan akurasi 94 persen.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Tahi Lalat atau Tanda Kanker Kulit? Kenali Bedanya

Mikrorobot dari lalat tersebut bahkan bisa membuat koreografi bertuliskan "HELLO WORLD" di lantai.

Peneliti juga menggunakan teknik optogenetika, menanamkan saluran peka cahaya pada antena lalat.

Dengan kilatan cahaya merah atau biru yang menyerupai bau tertentu, serangga mampu bergerak menuju target dengan tingkat ketepatan hingga 95 persen.

Penulis utama, Kenichi Iwasaki, menjelaskan bahwa pendekatan ini menunjukkan bagaimana biologi dapat menyelesaikan tantangan teknis yang sering menghambat rekayasa mikrorobotik.

Baca juga: Benarkah Daun Pepaya, Garam, dan Air Bisa Mengusir Lalat? Begini Kata Pakar

Autopilot mini dan eksperimen koreografi

Dilansir dari Earth.com, Sabtu (16/8/2025), untuk menjaga kontrol arah tetap akurat, satu antena lalat diberi pewarna penghalang cahaya biru, sementara antena lain diberi penghalang merah.

Hasilnya, para ilmuwan mendapatkan saluran kendali sederhana layaknya sistem “dua bit”.

Karena lalat menyediakan otot dan energi metaboliknya sendiri, kebutuhan perangkat eksternal menyusut drastis, cukup proyektor, kamera, dan komputer kecil.

Dalam uji coba, lalat yang diarahkan cahaya mampu bergerak empat kali lebih cepat dibanding kelompok kontrol.

Eksperimen bahkan diperluas dengan membuat kawanan lalat menulis frasa “HELLO WORLD” melalui 31 titik koordinat.

Dalam waktu kurang dari 17 menit, tulisan tersebut terbentuk jelas di lantai laboratorium, sebuah demonstrasi bahwa sistem dapat menangani perintah kompleks secara berurutan maupun paralel.

Baca juga: Ramai soal Getah Patikan Kebo Bisa Rontokkan Kutil dan Tahi Lalat, Ini Penjelasan Pakar

Potensi dan tantangan etis mengendalikan lalat

Eksperimen berlanjut pada kemampuan lalat mengangkut beban miniatur, menavigasi labirin, hingga bertahan dalam berbagai kondisi tanpa kehilangan arah.

Temuan ini memberi gambaran bagaimana serangga dapat dijadikan “biobot” murah yang mampu mendeteksi kebocoran gas, memetakan reruntuhan, atau membantu penyerbukan tanaman tanpa menambah jejak karbon.

Namun, tantangan tetap ada.

Perangkat kendali harus diperkecil hingga di bawah satu miligram, dan intervensi buatan tidak boleh mengganggu perilaku penting seperti makan atau reproduksi.

Baca juga: Viral, Video Lalat Mengeluarkan Belatung, Apakah Bahaya bagi Manusia?

Selain itu, muncul pula pertanyaan etis tentang sejauh mana manusia boleh mengendalikan makhluk hidup demi kepentingan teknologi?

Seorang peneliti Harvard, Sasha Rayshubskiy, menegaskan bahwa lalat buah telah berevolusi jutaan tahun untuk menghadapi ruang sempit dan kondisi tak terduga.

“Kami hanya memperkuat refleks yang sudah ada di alam, bukan menulis ulang perilaku mereka,” ujarnya.

Dengan biaya pemeliharaan yang murah dan proses pelatihan yang singkat, para ilmuwan memperkirakan ribuan lalat dapat dikerahkan secara massal di masa depan.

Selain membantu misi pencarian atau penelitian lingkungan, eksperimen ini juga membuka peluang baru bagi ilmu saraf untuk memahami bagaimana otak mengambil keputusan secara real-time.

Baca juga: Tidak Sengaja Makan Belatung Lalat, Apa Efeknya? Ini Kata Dokter

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi