KOMPAS.com - Pada 2016, Guinness World Records menetapkan "The Egoist" sebagai teko paling berharga di dunia dengan nilai taksiran mencapai 3 juta dollar AS (sekitar Rp 48,5 miliar).
Teko tersebut dibuat dengan detail rumit dan bertabur permata sehingga lebih berfungsi sebagai karya seni ketimbang peralatan minum.
Pengerjaannya merupakan pesanan N. Sethia Foundation, lembaga amal yang berbasis di Inggris dan didirikan oleh Nirmal Sethia.
Proyek ini disponsori oleh Newby Teas, perusahaan teh mewah milik Sethia, sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi teh berkualitas tinggi di berbagai belahan dunia.
Baca juga: Hiu Greenland Bisa Hidup 500 Tahun, Saksi Pembangunan Taj Mahal hingga Perang Dunia
Teko mewah The Egoist lahir dari tangan perancang perhiasan asal Milan, Fulvio Scavia.
Karya ini berdiri megah di atas dasar emas kuning 18 karat yang dipadukan dengan perak asli berlapis emas, menghasilkan tampilan berwibawa sekaligus elegan.
Keindahan teko semakin mencolok berkat taburan 1.658 berlian dan 386 butir ruby yang didatangkan dari Thailand serta Burma.
Kilau permata itu berpuncak pada satu batu istimewa, yaitu ruby Thailand seberat 6,67 karat yang ditempatkan di bagian tengah, menjadikannya pusat perhatian sekaligus simbol kemewahan tanpa tanding.
Baca juga: PM Malaysia Beri BLT ke Seluruh Warganya Usai Diancam Demo akibat Biaya Hidup Mahal
Keunikan teko termahal di dunia
Dilansir dari Times of India, Minggu (17/8/2025), keunikan The Egoist tidak hanya terletak pada permata yang menghiasinya.
Gagang teko ini pun terbuat dari gading mamut yang telah membatu, sebuah material prasejarah yang sangat langka.
Menurut Guinness World Records, bahan tersebut memerlukan keahlian khusus karena harus ditangani dengan tingkat kehati-hatian tinggi agar tidak rusak.
Teko mewah ini kini menjadi bagian dari Chitra Collection, sebuah museum privat yang menyimpan benda-benda bersejarah terkait teh.
Menurut keterangan di laman resmi koleksi tersebut, “The Chitra Collection is an extraordinary private museum of historic teawares”.
Baca juga: Fosil Ceratosaurus Terjual Hampir 500 Juta, Kenapa Harganya Mahal?
Menegaskan bahwa Chitra Collection sebagai sebuah museum privat istimewa yang menampilkan koleksi teaware bersejarah dari berbagai belahan dunia.
Koleksi ini mulai dibangun pada 2011 oleh Nirmal Sethia, chairman perusahaan teh mewah Newby Teas.
Ia merintisnya sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah panjang teh sekaligus untuk melestarikan budaya yang menyertainya.
Museum itu dinamai "Chitra" untuk mengenang mendiang istrinya.
Kini, Chitra Collection telah memiliki hampir 2.000 artefak dari Eropa, Asia, hingga Amerika, mencakup rentang waktu lebih dari 1.000 tahun sejarah peradaban teh.
Para sejarawan bahkan menyebutnya sebagai salah satu koleksi teh paling lengkap dan berkelas di dunia.
Baca juga: Disoroti Gibran, Benarkah Kemenyan Digunakan sebagai Bahan Parfum-parfum Mahal?
Teh sebagai cermin peradaban
Dalam penjelasan di laman resminya, Chitra Collection menegaskan bahwa selama berabad-abad teh memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat.
Minuman ini bukan hanya berfungsi sebagai ramuan penyembuh dan penguat tubuh, tetapi juga menjadi pusat keramahan, kebersamaan keluarga, sekaligus simbol identitas suatu bangsa.
Lebih jauh, teh juga meninggalkan jejak besar dalam sejarah dunia.
Ia pernah menjadi sumber keuntungan ekonomi, alat politik kekaisaran, bahkan pemicu revolusi, peperangan, hingga praktik perbudakan.
Baca juga: 10 Mata Uang Kripto Paling Mahal Mei 2025, Bitcoin Tidak Terbendung
Hingga kini, teh disebut sebagai salah satu minuman paling populer di dunia dan menempati posisi istimewa dalam kehidupan serta imajinasi masyarakat Inggris.
Ratusan artefak unik dalam Chitra Collection memperlihatkan betapa dalamnya pengaruh teh terhadap seni, budaya, dan kehidupan manusia selama lebih dari seribu tahun terakhir.
Saat ini koleksi tersebut masih tersimpan secara privat di London.
Namun, ada wacana untuk membukanya ke publik sehingga masyarakat luas dapat melihat langsung bagaimana teh membentuk sejarah dan budaya dunia.
Baca juga: Bersikap Sopan kepada AI GPT Berdampak Biaya Mahal
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.