Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astronot Ungkap Fakta Gaji di NASA, Dapat Berapa per Tahun?

Baca di App
Lihat Foto
Credit: CC0 Public Domain
Ilustrasi luar angkasa. Astronot ungkap fakta gaji di NASA.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pernahkah Anda membayangkan berapa besar gaji seorang astronot?

Mengingat kerasnya seleksi, panjangnya pelatihan, hingga risiko nyawa yang dipertaruhkan, wajar jika banyak orang berasumsi bahwa pekerjaan ini dibayar sangat tinggi.

Faktanya, menurut pensiunan astronot NASA, Nicole Stott, penghasilannya tidak sebesar yang dibayangkan orang-orang.

“Tidak banyak,” ujarnya dalam sebuah wawancara dengan LADbible pada Minggu (17/8/2025).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stott menekankan bahwa pada akhirnya, astronot hanyalah pegawai negeri sipil.

“Anda tidak menjadi astronot hanya untuk mendapatkan gaji besar,” tambahnya.

Baca juga: 4 Astronot Pulang Setelah 5 Bulan di Luar Angkasa, Apa yang Dilakukan di Sana?

Sebelum mencapai luar angkasa, seorang calon astronot harus melewati bertahun-tahun pendidikan di bidang sains atau teknik, mengumpulkan pengalaman terbang, dan mengikuti pelatihan khusus selama sekitar dua tahun.

Belum lagi tantangan hidup jauh dari keluarga dan risiko kesehatan yang menyertai misi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Dengan segala pengorbanan itu, gaji seorang astronot ternyata lebih mencerminkan dedikasi pada ilmu pengetahuan dan penjelajahan, ketimbang imbalan finansial semata.

Lantas, berapa gaji astronot di NASA?

Baca juga: Tim Perancis Berencana Menetaskan Telur Ikan di Luar Angkasa untuk Makanan Astronot

Berapa gaji astronot?

Menurut sejumlah laporan, seorang astronot NASA menerima gaji rata-rata sekitar 152.258 dollar AS per tahun (sekitar Rp 2,4 miliar), meski jumlah ini bisa berbeda tergantung pengalaman dan masa kerja.

Di sisi lain, astronot yang bekerja untuk Badan Antariksa Eropa (ESA) mendapat gaji awal sekitar 54.416 euro per tahun (sekitar Rp 1 miliar), dengan peningkatan seiring bertambahnya pengalaman.

Namun, gaji bukan satu-satunya fakta menarik dari kehidupan astronot. 

Nicole Stott juga mengungkapkan sisi unik kehidupan di luar angkasa, termasuk urusan buang air.

Karena tidak adanya gravitasi, para astronot harus menggunakan peralatan khusus seperti corong dan kursi yang dirancang agar limbah dapat tertampung dengan aman.

“Agak berantakan pada awalnya,” kata Stott.

Baca juga: Pulang ke Bumi Usai Terjebak 9 Bulan di ISS, Ini Risiko Perubahan Fisik yang Intai 2 Astronot NASA

Limbah cair didaur ulang jadi air minum

Nicole Stott juga membongkar salah satu fakta paling mengejutkan tentang kehidupan di ISS.

Menurut penuturannya, limbah cair yang dihasilkan para astronot tidak dibuang begitu saja, melainkan disaring dan didaur ulang menjadi air minum bersih.

“Ya, Anda tidak salah dengar. Kami sebenarnya mendaur ulang semua limbah cair, sebagian besar menjadi air minum,” ujarnya.

Ia bahkan mengutip candaan rekannya, astronot Don Pettit, yang kerap mengatakan “kopi kemarin menjadi kopi hari ini”.

Fakta ini sekaligus menegaskan bahwa para astronot tidak menjalani profesi penuh risiko ini demi imbalan finansial semata, melainkan karena kecintaan mereka terhadap eksplorasi luar angkasa.

Baca juga: NASA Kirim Crew-10 ke ISS, Dua Astronot yang Terjebak Bisa Segera Pulang

Tak dapat gaji lembur meski terjebak 9 bulan di luar angkasa

Kisah terkait persoalan gaji astronot juga pernah dipublikasi oleh Newsweek pada Rabu (19/3/2025).

Dua astronot NASA, Barry Wilmore dan Sunita Williams, akhirnya kembali ke Bumi setelah sembilan bulan terjebak di ISS.

Padahal, misi mereka seharusnya hanya berlangsung sekitar delapan hari saja.

Keterlambatan itu dipicu masalah teknis pada pesawat ruang angkasa Starliner milik Boeing, yang membuat keduanya harus menunggu lebih lama hingga akhirnya bisa pulang dengan kapsul SpaceX Crew Dragon.

Total, mereka menghabiskan 286 hari di luar angkasa.

Baca juga: Dua Astronot NASA yang Terjebak di ISS Akan Pulang Lebih Awal

Meski bekerja jauh lebih lama dari rencana awal, NASA memastikan bahwa keduanya tidak mendapat gaji lembur.

Menurut juru bicara NASA kepada Newsweek, para astronot hanya dibayar berdasarkan standar 40 jam kerja per minggu, tanpa tunjangan lembur atau uang liburan.

Sebagai gantinya, Wilmore dan Williams hanya menerima uang insidental sebesar 5 dollar AS per hari selama berada di luar angkasa.

Itu berarti, dari 286 hari, masing-masing astronot memperoleh tambahan sekitar 1.430 dollar AS (sekitar Rp 22 juta) di luar gaji pokok mereka.

Baca juga: Dua Astronot NASA yang Terjebak di Luar Angkasa, Bertahan Hidup dari Sup yang Dibuat dari Urine

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi