KOMPAS.com - Industri animasi Malaysia terus berkembang hingga merambah pasar internasional ke berbagai negara, tak hanya menarik minat penonton lokal.
Serial animasi populer seperti Upin & Ipin, BoBoiBoy, Mechamato, dan Ejen Ali disebut-sebut kini telah dikenal di ratusan negara.
Sebagaimana dilansir Malay Mail, Senin (18/8/2025), kepopuleran berbagai film animasi Malaysia menjadi media diplomasi budaya yang menampilkan identitas, nilai, dan cara hidup masyarakat "Negeri Jiran" kepada khalayak global.
Baca juga: Selain Merah Putih: One For All, Berikut 13 Film Animasi Buatan Indonesia
Menggambarkan kehidupan masyarakat Malaysia
Pendiri dan Direktur Utama Les’ Copaque Production Sdn Bhd, Burhanuddin Md Radzi, mengatakan sejak awal ia membayangkan Upin & Ipin sebagai platform untuk menggambarkan keharmonisan masyarakat Malaysia.
“Prinsip panduan kami dalam setiap produksi adalah untuk mempromosikan budaya nasional, menonjolkan nilai-nilai luhur, dan memberikan pelajaran yang dapat dihayati penonton,” katanya.
Di saat yang sama, Les’ Copaque memasukkan nilai-nilai Islam secara halus, tanpa memberi cap bahwa serial ini sebagai produk Islami.
Menurut Burhanuddin, kehidupan sehari-hari di Malaysia terbilang unik, karena masyarakatnya multiras.
“Kami benar-benar menghadirkan ‘Malaysia’ ke dalam Upin & Ipin karena kehidupan sehari-hari kami unik, kami hidup harmonis dalam masyarakat multiras,” ujarnya.
Burhanuddin menyebut, penggambaran kehidupan di desa dan keharmonisan multikultural dalam serial ini telah memikat penonton mancanegara.
Dia menganggap bahwa penggambaran masyarakat Malaysia sangat menarik, sehingga bisa memikat penonton mancanegara.
“Kita bisa melihat bahwa penonton mancanegara antusias dengan lingkungan yang ditonjolkan, seperti rumah-rumah desa, kehidupan sehari-hari, dan aktivitas sehari-hari,” ujarnya.
Baca juga: Media Asing Puji Film Jumbo, Animasi Indonesia Terlaris Sepanjang Masa
Animasi Malaysia sama seperti anime Jepang dan K-pop
CEO WAU Animation pencipta serial Ejen Ali, Muhammad Usamah Zaid Yasin, mengatakan animasi Malaysia sama seperti anime Jepang dan K-pop asal Korea Selatan.
Ia mengungkapkan, Ejen Ali telah menerima respons yang luar biasa di luar negeri, termasuk sukses menembus pasar seperti Indonesia dan India, bahkan dipamerkan di World Expo di Osaka, Jepang.
"Keberhasilan ini membuktikan bahwa animasi dapat berfungsi sebagai media diplomasi budaya dan menanamkan rasa patriotisme, seperti halnya Jepang menggunakan anime atau Korea mempromosikan K-pop," tuturnya dilansir dari Bernama, Senin (18/8/025).
Ia menekankan bahwa bahasa Melayu tetap menjadi inti dalam setiap produksi untuk memastikan pelestarian identitas Malaysia.
Untuk menyesuaikan dengan pasar luar negeri, pihaknya menambahkan terjemahan atau sulit suara.
"Mimpi saya melampaui Ejen Ali. Saya ingin animasi Malaysia terus mendapatkan pengakuan global sebagai karya yang unik dan penuh jiwa yang membuat negara ini bangga," katanya.
Baca juga: Sinopsis Film Animasi Merah Putih: One for All yang Tengah Ramai Diperbincangkan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.