Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Desa Imber yang Menjelma Jadi Kota Hantu dan Terkunci Selama 80 Tahun...

Baca di App
Lihat Foto
tangkapan layar (BBC)
Penduduk diusir dari rumah mereka di desa Imber di Salisbury Plain, Wiltshire, pada tahun 1943
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Suasana tenang di Desa Imber, Wiltshire, Inggris, berubah drastis pada 1943.

Seluruh penduduknya diperintahkan angkat kaki hanya dalam waktu 47 hari. Perintah itu datang dari pemerintah Inggris yang membutuhkan Imber sebagai arena latihan pasukan Amerika Serikat menjelang pendaratan D-Day di Normandia.

Bagi warga, keputusan tersebut meninggalkan luka mendalam. Albert Nash, seorang pandai besi setempat, menganggap perintah itu bukan sekadar kehilangan rumah, melainkan kehilangan seluruh kehidupannya.

Tak lama setelah dipaksa pergi, ia dikabarkan meninggal dunia, seolah hatinya patah karena terpisah dari desa yang dicintainya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Desamind Chapter Solo Raya, Gerakan Muda-mudi Bangun Literasi Anak dari Desa ke Desa

80 tahun menjadi desa hantu

Sejak itu, Imber tak pernah benar-benar kembali hidup. Desa tersebut menjelma menjadi kota hantu di tengah bentangan Salisbury Plain, salah satu kawasan latihan militer terbesar di Inggris.

Bangunan-bangunan di sana tetap berdiri, tetapi sunyi dan terlarang dimasuki warga sipil karena risiko ledakan dari sisa persenjataan.

“Siapa pun yang masuk ke area terlarang berisiko cedera atau bahkan kematian,” ujar Neil Skelton, pengurus Gereja St. Giles, seperti dikutip BBC News (30/12/2023).

Gereja St. Giles, yang dibangun pada abad ke-16 dan masuk daftar bangunan Grade I, menjadi satu-satunya bangunan di Imber yang tetap utuh. Di tengah desa yang kosong, gereja tua itu kini menjadi simbol ingatan akan masa lalu.

Kerabat mantan warga desa masih rutin datang berkunjung, bahkan setiap Desember digelar festival lagu Natal di dalam gereja.

“Saya rasa mereka semua merasakan ketidakadilan yang terjadi dan ingin terus menjunjung tinggi kenangan Imber,” kata Skelton.

Baca juga: Ikan Jatuh dari Langit Picu Listrik Padam dan Kebakaran di Sebuah Desa Kanada, Kok Bisa?

Simbol kehidupan yang hilang

Kenangan itu juga dijaga melalui berbagai cara. Lord Peter Hendy, misalnya, menanam pohon yew di halaman Gereja St. Giles untuk menghormati para penghuni lama.

Selama 15 tahun, ia juga rutin mengorganisasi layanan bus amal menuju Imber atau hanya sekali dalam setahun.

“Saya pikir ini tempat yang luar biasa, seakan dihantui oleh arwah orang-orang yang dulu tinggal di sini dan ribuan tentara yang berlatih di sini,” ujarnya.

“Namun, ketika tak ada orang lain, ini bagian Wiltshire yang sangat tenang dan damai.”

Akses sesekali dibuka

Meski berstatus tertutup, pemerintah Inggris sesekali membuka akses ke desa ini.

Tahun 2025 misalnya, Imber dibuka untuk umum pada 16 Agustus.

Satu-satunya akses adalah melalui layanan ImberBus dari Warminster, dengan tiket 10 pound (sekitar Rp219.000) untuk dewasa dan 2 pound (Rp43.000) untuk anak-anak.

Namun, fasilitas di dalam desa nyaris tidak ada: tak ada toko, listrik, toilet permanen, maupun sinyal telepon. Gereja St. Giles tetap menjadi satu-satunya daya tarik utama.

Selain kunjungan singkat, sejarah Imber juga dituturkan melalui pameran di Teater Athaneum dan galeri seni di Perpustakaan Warminster.

Sejak Open Day pertama pada 2009, acara ini berkembang menjadi agenda tahunan yang menarik ribuan pengunjung.

Pada 2023, sebanyak 28 bus dioperasikan dan hampir 35.000 pound (sekitar Rp767 juta) berhasil terkumpul untuk mendukung Gereja Imber, Royal British Legion, dan Macmillan Cancer Support.

Desa yang hilang karena perang

Bagi sebagian orang, Imber bukan hanya destinasi wisata unik, melainkan simbol kehilangan.

Penduduknya dulu berharap bisa kembali setelah perang berakhir. Namun, hingga kini, harapan itu tak pernah terwujud.

Imber tetap terkunci oleh kepentingan militer, hanya sesekali memberi kesempatan bagi publik untuk melihat sisa-sisa kehidupan yang pernah ada.

Desa ini pun berdiri sebagai pengingat pahit bahwa sebuah desa bisa hilang, bukan karena bencana alam, melainkan karena sejarah dan perang.

Baca juga: Program Koperasi Desa Merah Putih Sangat Berisiko Menurut Riset, Celios Rekomendasikan Ini

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: BBC, Express
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi