KOMPAS.com - Penumpang asal India memutuskan untuk turun dari pesawat Emirates setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan "biaya masuk" sebesar 100.000 dollar AS untuk pemilik visa pekerja H-1B, Jumat (19/9/2025).
Insiden itu memicu kepanikan di pesawat yang dijadwalkan terbang dari Bandara Internasional San Francisco menuju ke India.
Sejumlah penumpang memutuskan untuk turun tepat sebelum lepas landas. Akibatnya, penerbangan tertunda selama 3 jam.
Baca juga: Donald Trump Gugat Surat Kabar The New York Times Rp 246 Triliun, Apa Alasannya?
Penumpan khawatir tidak bisa kembali ke AS
Salah satu penumpang di dalam pesawat membagikan video yang menunjukkan orang-orang turun dari pesawat.
Mereka mengaku memilih membatalkan perjalanan karena takut tidak bisa kembali ke AS.
Dalam salah satu video, penumpang terlihat berdiri di lorong pesawat sementara yang lainnya sibuk dengan ponsel mereka.
Awak kabin kemudian memberikan pengumuman untuk menanggapi situasi chaos yang terjadi.
“Hadirin sekalian, ini dari kabin yang berbicara,” demikian pengumuman itu dimulai, dikutip dari Financial Express.
"Karena situasi saat ini, yang tentu saja belum pernah terjadi sebelumnya bagi kami di Emirates, kami menyadari bahwa sejumlah penumpang tidak ingin bepergian bersama kami, dan itu tidak masalah," imbuhnya.
Pihak kabin menginstruksikan para penumpang untuk turun dari pesawat jika mereka ingin membatalkan perjalanan.
"Kami hanya meminta Anda, jika Anda ingin turun, silakan lakukan sekarang," kata awak kabin.
Menurut laporan HT, penerbangan Emirates ditunda selama lebih dari 3 jam karena staf darat tengah menangani proses pendaratan yang kacau.
Sejumlah perusahaan, seperti Meta dan Google juga menginstruksikan karyawan pemegang visa H-1B untuk tidak bepergian ke luar AS setidaknya selama 14 hari.
Mereka khawatir, para karyawan tersebut tidak diizinkan untuk kembali ke AS tanpa membayar biaya masuk.
Baca juga: Kasus Kanker di India Lebih Banyak Menyerang Wanita, tapi Fatalitas pada Pria Lebih Tinggi
Klarifikasi Gedung Putih
Sehari setelah pengumuman kenaikan biaya visa H-1B yang sangat tinggi, Gedung Putih mengeluarkan klarifikasi.
Dalam klarifikasi itu, Pemerintah AS memastikan bahwa biaya visa 100.000 dollar AS hanya dikenakan satu kali, yakni untuk pelamar baru.
"Ini bukan biaya tahunan. Ini biaya sekali bayar yang berlaku hanya untuk visa baru, bukan perpanjangan, dan bukan untuk pemegang visa saat ini," ujar Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt dalam sebuah unggahan di media sosial.
Sementara itu, juru bicara Gedung Putih, Taylor Rogers mengatakan bahwa kebijakan biaya sebesar 100.000 dollar AS untuk visa H-1B itu merupakan komitmen Trump untuk mengutamakan pekerja Amerika.
Menurutnya, informasi kebijakan tersebut sudah sangat jelas.
"Teks proklamasinya sangat jelas, dan sungguh disayangkan wartawan dan pengacara perusahaan yang kurang informasi mencoba menciptakan kekacauan dan kebingungan," kata dia, dikutip dari CBS News.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang