Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Udara Terasa Gerah sebelum Turun Hujan? Ini Penjelasan BMKG

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/kennadams
Ilustrasi air hujan.
|
Editor: Intan Maharani

KOMPAS.com - Indonesia telah memasuki musim hujan sejak September 2025, sehingga beberapa wilayah sudah mulai diguyur hujan

Seiring dengan musim yang baru, warganet di media sosial X mengeluhkan tentang betapa udara menjadi gerah dan panas sebelum turun hujan. 

"Setelah seharian panas, gerah. Akhirnya hujan juga," kata akun @Be****jd, Minggu (21/9/2025). 

Baca juga: BMKG Prakirakan Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 21-22 September 2025

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Apasih, bekasi panas-hujan muluu, jadi banyak yang sakit," ujar akun @ma****dkd.

"Tadi di sini juga sama gerah, eh ternyata gak lama hujan turun," sahut akun @fu****frs. 

Lantas, mengapa udara terasa gerah sebelum turun hujan? Berikut penjelasan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Alasan udara terasa gerah sebelum hujan

Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Supari membenarkan bahwa biasanya udara terasa lebih gerah sebelum hujan turun. 

Hal ini disebabkan proses penguapan yang sangat intens sebelum naik ke atmosfer hingga menjadi titik-titik awan. 

"Sebelum terjadi hujan memang sering terasa lebih gerah," kata Supari saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/9/2025). 

"Hal ini terjadi karena pada saat itu terjadi proses penguapan air dari permukaan bumi yang sangat intensif. Uap air yang naik ke atmosfer kemudian mengalami kondensasi menjadi titik-titik awan," sambungnya. 

Proses kondensasi ini melepaskan panas ke lingkungan sekitar sehingga suhu udara ikut meningkat. Kondisi tersebut membuat tubuh manusia sulit menguapkan keringat. 

"Proses kondensasi ini melepaskan panas laten ke lingkungan sekitar, sehingga energi panas terakumulasi di lapisan udara bawah. Akibatnya, suhu udara terasa lebih hangat dan lembap, sementara kelembapan yang tinggi membuat tubuh sulit menguapkan keringat,"  terang dia. 

Kombinasi antara pelepasan panas laten dan tingginya kelembapan udara membuat suasana terasa gerah. 

"Kombinasi pelepasan panas laten dan kelembapan tinggi inilah yang membuat suasana terasa pengap atau gerah menjelang turunnya hujan," pungkasnya. 

Baca juga: BMKG Deteksi Siklon Tropis Ragasa di Laut Filipina, Berdampak Munculnya Hujan di Wilayah Indonesia

Prakiraan hujan selama beberapa hari ke depan

Sebelumnya, BMKG melalui akun Instagram resminya merilis pembaruan prakiraan hujan hingga Rabu (24/9/2025). 

Berdasarkan unggahan di akun @infobmkg pada Senin, beberapa wilayah di Indonesia berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat.

Selain itu, mereka memperingatkan beberapa wilayah berpotensi mengalami angin kencang. 

Berikut rincian peringatan cuaca hingga beberapa hari ke depan:

Prakiraan hujan dan angin kencang Selasa (23/9/2025)

Waspada (Hujan sedang-lebat)

  • Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Selatan.

Siaga (Hujan lebat-sangat lebat)

  • Maluku Utara, Maluku, Papua Pegunungan.

Awas (Hujan sangat lebat-ekstrem)

  • NIHIL.

Peringatan Dini Angin Kencang

  • Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: Daftar Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang 20-21 September 2025

Prakiraan hujan dan angin kencang Rabu (24/9/2025)

Waspada (Hujan sedang-lebat)

  • Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua.

Siaga (Hujan lebat-sangat lebat)

  • Maluku, Papua Pegunungan, Papua Selatan.

Awas (Hujan sangat lebat - ekstrem)

  • NIHIL. 

Peringatan Dini Angin Kencang

  • Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan.

Baca juga: Daftar Wilayah yang Dilanda Hujan Deras dan Angin Kencang 19-20 September 2025

 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi